Filipi 4:6 salah
satu ayat emas yang mampu menginspirasi dan memotivasi anak muda Kristen yang sedang dilema.
Kalau istilah anak zaman now “gelisah,
galau dan merana.” Yupzzz, kegelisahan dan kekhawatiran kerap sekali menghantui para
remaja sekarang. Ya, bahkan mungkin bukan hanya para remaja saja yang merasakannya
tapi sampai ke tingkat orang dewasa juga turut merasakan.
Banyak
alasan membuat seseorang merasakan kegelisahan itu. Salah satu contoh kecil
takut dan gelisah akan masa depan yang tidak sesuai dengan impian dan harapan. Diangkat
dari kisah seorang anak Permata yang memiliki pengalaman hidup. Yang mungkin
bisa menjadi sumber inspirasi bagi pembaca
Seorang
anak Permata ( Pemuda Gereja GBKP) yang sedang berada di bangku perkuliahan dan
menjalani perkuliahan tingkat akhir. Tingkat akhir yang identik dengan
sibuk skripsi. Selain sibuk skripsi, ia
juga sibuk dengan pelayanannya sebagai seorang Permata di Gereja. Dengan
semangat dan tidak mengenal lelah setiap hari ia giat belajar mengerjakan
skripsi, menjumpai dosen pembimbing untuk berdiskusi dan meminta bimbingan terkait
mengenai skripsinya. Dengan harapan secepatnya menyelesaikan ujian skripsi,
wisuda kemudian segera mendapatkan
pekerjaan yang dari dulu diharapkan dan diinginkan. Dan pada akhirnya, benar
usahanya tidak sia-sia. Lulus dengan meraih predikat Cumlaude.
Sibuk
melamar pekerjaan ke perusahaan yang satu ke perusahaan yang lainnya. Tetapi
tidak ada satu pun perusahaan yang mau menerimanya. Rasa gelisah, kecewa, kesal
dan pada akhirnya mulai menyalahkan Tuhan. Mengatakan Tuhan tidak adil, Tuhan
tidak mengerti apa keinginannya. Akhirnya timbullah pemikiran negatif “ aku
sudah mau berlelah melayani Tuhan di Permata, ikut ambil bagian di setiap
kegiatan Permata tapi kenapa Tuhan tidak melihat pengorbananku. Semuanya
sia-sia”. Pemikiran seperti itu berlarut-larut meracuni pemikirannya. Sehingga
membuatnya putus asa dan memutuskan berhenti tidak lagi mau ikut ambil bagian
dikegiatan Permata.
Dari
cerita diatas, tidak terbayangkan bila yang mengalami adalah diri kita. Ekspektasi tidak seindah realita pastinya membuat hati hancur
berkeping- keping ditambah membuat kepala pusing tujuh keliling.
Mungkin
beberapa pembaca memiliki pengalaman yang sama dengan cerita anak Permata
diatas. Sibuk memikirkan keinginan dagingnya bagaimana caranya agar secepatnya bisa
mencapai cita-citanya, tanpa memikirkan usaha penting apa yang harus dilakukan.
Ya memang, ia sudah berusaha belajar dengan giat, rajin berdiskusi. Tapi satu
hal Ia lupakan. Ia lupa mengimani dirinya sebagai anak Permata. Nafas seorang
anak Permata adalah berdoa bila dalam setiap kesulitan. Ia lupa bahwasanya ia Permata
luar biasa yang memiliki Bapa yang baik yang berkuasa diatas segala-galanya. Ia
hanya mengandalkan kekuatan dirinya. Merasa pelayanananya sudah hebat dan
mantap. Seolah-olah “ Tuhan harus membayar hasil dari pelayanannya”. Merasa semua
yang telah dicapainya adalah karena kehebatan dan kepintarannya. Keinginannya
semua harus berjalan sesuai dengan timeline
dan proses yang telah dirancangnya. Kekhawatirannya yang berlebihan membuat
dirinya menjadi jauh dari Tuhan.
Filipi 4:6
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang
apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah
dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Ayat ini mengajarkan kepada kita untuk menyerahkan semua
rencana dan keinginan kita kepada Allah. Ia terlebih dulu telah mengetahui
rancangan apa yang tepat untuk kita sejak kita dikandung ibu. Waktu kita bukan
waktunya Tuhan. Rencana yang sempurna hanyalah rancangan Tuhan.
Perjalanan
kehidupan mungkin sulit untuk dilalui, banyak hambatan, tantangan, rintangan.
Namun jalan-Nya adalah jalan terbaik yang bisa kita lewati untuk menggapai masa
depan yang penuh harapan. Alangkah baiknya kalau segala hal yang kita lakukan
diawali dengan berdoa. Minta tuntunan dari Tuhan. Sampaikan kepada Tuhan
keinginan hati, semua harapan kita termasuk masa depan yang kita khawatirkan melalui
doa. Minta dan bermohonlah dengan sungguh – sungguh. Tanyakan kepada-Nya apakah
keinginanmu sesuai dengan kehendak-Nya? Kita tahu bahwa setiap orang diciptakan
karena ada sebabnya. Dan Tuhan memiliki tujuan masing-masing untuk setiap kita.
Jangan karena sedikit pergumulan yang datang, membuat kita semakin jauh dari
Tuhan. Oleh karena itu, tetaplah mengucap syukur atas segala nikmat dari Tuhan.
Jalani dan nikmati dari setiap proses waktu yang Tuhan beri. Ia akan menunjukan
mukjizatnya bagi hambaNya yang setia dan rela memikul salibNya.
Tuhan berkati
BalasHapusGbu too
HapusKena kali samaku del...
BalasHapusKetika mencari pekerjaan tapi tak mendapatkan, melepaskan pelayanan yang mungkin tak seberapa di pandang orang tapi dilepaskan,...
Sifat manusia yang disadari tapi belum sempurna untuk disadari..
makasih atas peringatannya..
salam sukses...
sama-sama bik.. kita sama-sama mengingatkan. Semoga setiap kali kita membuat cerita di blog bisa menginspirasi banyak orang.. Yuk kembali melayani :)
Hapus